Mengenal Bali dari Museum Tertua

Mengenal Bali dari Museum Tertua

Museum Bali merupakan museum tertua di Pulau Dewata. Museum yang berlokasi di Jalan Mayor Wisnu ini dibangun pertama kali pada 1910 di atas lahan seluas enam ribu meter per segi.

Tempat terbaik belajar tentang Bali ini menyimpan peninggalan masa lampau manusia dan koleksi benda-benda etnografi, seperti peralatan dan perlengkapan hidup, kesenian, keagamaan, bahasa, tulisan, dan lainnya yang mencerminkan kehidupan serta perkembangan kebudayaan Bali.

Pendirian Museum Bali berawal dari keprihatinan seorang asisten residen Belanda untuk Bali Selatan, WFJ Kroon pada 1910. Setelah kemenangan Belanda pada Perang Puputan, banyak barang-barang antik Bali dibawa ke Belanda. Kroon mengutus seorang arsitek Jerman, Curt Grundler dan dua undagi Bali, I Gusti Ketut Rai dan I Gusti Ketut Gede Kandel untuk mendesain gedung Museum Bali.

Gedung Museum Bali memadukan desain pura dan puri. Desain pura dituangkan ke dalam atap bangunan berbahan ijuk dan bale kulkul. Desain puri dituangkan dengan keberadaan bale bengong dan taman beji.

Rencana pembangunan ini didukung seluruh raja di Bali, mulai dari Raja Karangasem, Raja Buleleng, Raja Tabanan, Raja Bangli, Raja Negara, dan Raja Badung. Museum yang menjadi jendela Bali ini pun resmi dibuka 8 Desember 1932.

Seluruh koleksi di dalam museum ditata menurut konsep Tri Mandala, yaitu Utama Mandala, Madya Mandala, dan Nista Mandala. Benda-benda tergolong sakral ditata di Gedung Tabanan dan Gedung Karangasem. Penamaan gedung adalah asal raja yang memberi bantuan.

Tema pameran di Gedung Karangasem adalah cili, lambang kesuburan dan kesejahteraan. Tema pameran di Gedung Tabanan adalah kris, yang identik dengan pusaka raja. Kris ini ditata secara kronologis, yaitu koleksi kris sejak zaman Belanda sampai sekarang.

Benda-benda tergolong tidak sakral, seperti kain-kain tradisional Bali, lukisan, patung, dan kerajinan tangan diletakkan di Gedung Buleleng. Tema pameran di gedung ini adalah uang kepeng atau pis bolong.

Buleleng menjadi daerah pertama di Bali yang berhubungan luar dengan orang-orang Cina. Buleleng juga daerah perekonomian pertama di Bali. Bermacam uang kepeng sejak zaman Majapahit, Banten, Palembang, dan Cina abad delapan dan sembilan masehi bisa dilihat di sini.

Koleksi yang berhubungan dengan peninggalan prasejarah, seperti peti mayat terbuat dari batu atau sarkafogus, stupika ditata di Gedung Timur. Tema pameran di gedung ini berkisah tentang puncak budaya Bali sejak zaman prasejarah hingga zaman modern.

Museum Bali menjadi bagian dari Wisata Kota (City Tour) Denpasar. Museum ini sangat mudah ditemukan sebab berada di jantung kota Denpasar, tepatnya sebelah utara Pura Jagatnatha.

Koleksi dalam Museum Bali dibagi ke dalam koleksi arkeologika, historika, seni rupa, etnografika, biologika, numismatika, fisiologika, keramologika, dan teknologika.