Mengenal Sang Proklamator di Museum Bung Karno
Buku menggambarkan kecerdasan dan kebijaksanaan seorang Bung Karno. Sebuah tempat untuk mengenali Sang Proklamator lebih dekat adalah Museum Bung Karno di Jalan Raya Puputan Nomor 80, Renon, Denpasar.
Putri Bung Karno, Megawati Soekarnoputro meresmikan langsung museum ini pada November 2015. Gedung yang juga berfungsi perpustakaan ini didirikan agar masyarakat bisa belajar tentang pendiri bangsanya, perjalanan hidup Bung Karno nan heroik, juga keteguhannya menjalankan prinsip hidup.
Museum Bung Karno buka setiap hari selain hari libur nasional, pukul 09.00-17.00 WITA. Gedungnya terdiri dari empat lantai.
Lantai pertama memuat foto-foto koleksi Bung Karno yang jumlahnya sangat banyak, memenuhi hampir seluruh dinding ruangan. Lukisan-lukisan yang ada menggambarkan perjalan hidup Bung Karno sejak dari kandungan ibunya, masa kecil, dewasa, hingga perjuangan kemerdekaan RI.
Bagian tengah lantai satu merupakan perpustakaan, berisi dokumen, buku, dan naskah-naskah koleksi Bung Karno. Di sini pula terdapat area privat dan ruang suci, yaitu bagi Bung Karno dan bagi Nyi Roro Kidul.
Lantai dua merupakan museum berisi benda pusaka yang mewarnai Bung Karno semasa hidupnya. Bentuknya mulai dari barang-barang milik Bung Karno saat masih kecil, juga benda-benda yang pernah dibelinya. Museum ini semakin memesona dengan keberadaan vespa kuno, jas hitam yang digantung, serta wastafel 1930.
Dosen Sekolah Tinggi Desain Bali, Ni Nyoman Sri Rahayu dalam tulisannya di Jurnal Desain Interior 2017 menyebutkan interior dinding di Museum Bung Karno sangat detail dengan pola susun batu bata merah disusun maju mundur, memberikan estetika tersendiri. Langgam arsitektur tradisional Bali terwujud pada ornamentasi, konsepsi yang melatarbelakangi, dan dominasi penggunaan material alami.
Bagian tengah lantai dua dijadikan tempat benda-benda kuno berukuran cukup besar, seperti peti kuno dari kayu besi, dan kursi tamu kuno. Dinding selatan menjadi tempat pajangan beberapa jenis wayang.
Di ruang yang berada paling dalam terdapat kamar suci dan beberapa pusaka Bung Karno, seperti keris. Ada juga mesin jahit Ibu Fatmawati yang digunakan untuk menjahit bendara merah putih yang dikibarkan saat Proklamasi Kemerdekaan RI 1945.
Lantai tiga adalah ruang pertemuan formal yang umumnya dihadiri tokoh pejabat dan tamu besar kenegaraan. Lantai empat berisi beberapa kamar tidur keluarga milik anak-anak Bung Karno jika sedang berada di Bali. Ada pula ruang kerja, ruang tamu, meja rias Ibu Fatmawati, dan kamar tidur Bung Karno sendiri. Furnitur, seperti dipan, meja kerja, dan lemari adalah asli milik Bung Karno.