Istana Taman Jepun



Wisatawan cukup membayar Rp 10 ribu untuk masuk ke destinasi wisata beralamat di Jalan Hayam Wuruk Nomor 104H ini. Mereka juga bisa memesan makanan dengan harga cukup miring di Restoran La Jepun. Riuhnya kehidupan khas perkotaan sejenak terlupakan ketika menyapa sore di sini.


Gateball adalah olah raga rekreasi yang dimainkan dua tim menggunakan tongkat pemukul khusus. Olah raga ini aslinya berasal dari Memuro, sebuah kota kecil di Hokkaido, Jepang dan sudah dikenal sejak 1947.


Sore hari adalah waktu favorit pengunjung. Sinar matahari tak lagi menyengat. Ada empat aktivitas olahraga bisa dilakukan di sini, yaitu yoga, panahan, sepak bola, dan gateball. Tempat ini memiliki lapangan gateball berstandar internasional.


Istana Taman Jepun dibuka mulai pukul 08.00 hingga 22.00 WITA. Wisatawan datang ke tempat ini dengan berbagai tujuan, mulai dari berkumpul atau gathering, mengadakan pertemuan kerja (meeting), pesta pernikahan (wedding), ulang tahun, atau berolahraga.


Danau buatan cukup luas menyajikan pemandangan menyejukkan mata. Aneka jenis burung ditemukan di sini, khususnya angsa hitam, angsa putih, itik, dan berbagai jenis burung air.


Obyek pertama yang dijumpai setelah pintu masuk kawasan wisata ini adalah patung kepala Charles Plumier. Plumier seorang ahli botani dari Prancis yang menemukan genus Frangipani bernama Plumeria. Dia melakukan tiga ekspedisi botani ke Hindia Barat dan dinobatkan sebagai botanis oleh Raja Louis XIV.


"Sebanyak 140 varietas berasal dari Bali, sementara 260 varietas dari luar negeri, khususnya Hawaii dan Thailand," katanya.
Istana Taman Jepun pada dasarnya tempat pelestarian plasma nutfah Indonesia, spesifiknya bunga jepun atau disebut juga kamboja, frangipani, dan plumeria. Pendirinya, Oka Dipa (51 tahun) mengatakan ada sekitar 400 varietas jepun ditanam di lokasi seluas 2,5 hektare (ha) ini.


Kota Denpasar memilik obyek wisata rekreatif yang bisa menjadi pilihan wisatawan, yaitu Istana Taman Jepun Bali atau Bali Frangipani Palace. Pengunjung tak akan menyangka di tengah padatnya lalu lintas dan keriuhan ibu kota Provinsi Bali ini terselip tempat wisata yang mengundang decak kagum.


Menyapa Sore di Istana Taman Jepun

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Greeting the Evening at Istana Taman Jepun


The city of Denpasar has a recreational tourist attraction that could be a choice for tourists, namely the Istana Taman Jepun Bali or Bali

Frangipani Palace. Visitors will not expect that in the middle of the busy traffic and hustle and bustle of the capital of Bali Province, there is a hidden tourist spot that invites admiration.


Istana Taman Jepun is basically a place for the preservation of Indonesian plasma nutfah, specifically jepun flowers or also known as frangipani, frangipani, and plumeria. Its founder, Oka Dipa (51 years old), said that there are around 400 varieties of jepun planted in this 2.5 hectare (ha) location.


"Of the 140 varieties are from Bali, while 260 varieties are from abroad, especially Hawaii and Thailand," he said.


The first object encountered after the entrance to the tourist area is a statue of the head of Charles Plumier. Plumier was a French botanist who discovered the genus Frangipani named Plumeria. He made three botanical expeditions to the West Indies and was named botanist by King Louis XIV.


A fairly large artificial lake provides a refreshing sight. Various types of birds are found here, especially black swans, white swans, ducks, and various types of waterfowl.


Istana Taman Jepun is open from 08.00 to 22.00 WITA. Tourists come to this place for various purposes, from gathering or gathering, holding work meetings (meetings), wedding parties (weddings), birthdays, or exercising.


The afternoon is the visitor's favorite time. The sun is no longer scorching. There are four sports activities that can be done here, namely yoga, archery, soccer, and gateball. This place has an international standard gateball field.


Gateball is a recreational sport played by two teams using special hitting sticks. This sport originally comes from Memuro, a small town in Hokkaido, Japan and has been known since 1947.


Visitors only need to pay Rp. 10 thousand to enter this tourist destination located at Jalan Hayam Wuruk Number 104H. They can also order food at a very affordable price at La Jepun Restaurant. The hustle and bustle of urban life is momentarily forgotten when greeting the evening here.



Komentar

Tambah Komentar
0 Comment

Sign In

;