Men Gabrug
Men Gabrug membuka warung ini sejak tahun 2013 lalu. Ia tertarik membuka jajan laklak karena kerinduannya dengan laklak masa kecilnya di Buleleng. Ternyata, usaha jajanan laklaknya laris manis. Bagi Pemerintah Kota Denpasar, hal ini merupakan potensi wisata kuliner jajananan tradisional Bali, yang perlu didukung dan dilestarikan.
Ada hal lain lagi yang unik di jajan laklak Men Gabrug ini. Anda datang, laklak segar yang datang, Tak ada istilah, laklak 15 menit lalu atau 30 menit lalu yang tersaji. Jadi, Anda harus bersabar untuk mengantre karena semua yang datang akan mendapatkan laklak yang baru saja matang dari panggangan.
Memanggang laklak pun, Men Gabrug memilih dari bara api kayu kopi. Dengan menggunakan kayu kopi, asap yang dihasilan tidak terlalu tebal tapi pas untuk melakukan pemanggangan. Matangnya rata dan menjadikan warna hijau laklak semakin menarik.
Walaupun laklak yang baru dipanggang ketika dipesan, tenang saja, waktu pemanggangannya tak memerlukan berjam-jam untuk mendapatkannya. Cukup beberapa menit dengan penuh kesabaran. Men Gabrug memiliki loyang pemanggangan yang banyak, kok...
Ada hal lain lagi yang unik di jajan laklak Men Gabrug ini. Anda datang, laklak segar yang datang, Tak ada istilah, laklak 15 menit lalu atau 30 menit lalu yang tersaji. Jadi, Anda harus bersabar untuk mengantre karena semua yang datang akan mendapatkan laklak yang baru saja matang dari panggangan.
Memanggang laklak pun, Men Gabrug memilih dari bara api kayu kopi. Dengan menggunakan kayu kopi, asap yang dihasilan tidak terlalu tebal tapi pas untuk melakukan pemanggangan. Matangnya rata dan menjadikan warna hijau laklak semakin menarik.
Walaupun laklak yang baru dipanggang ketika dipesan, tenang saja, waktu pemanggangannya tak memerlukan berjam-jam untuk mendapatkannya. Cukup beberapa menit dengan penuh kesabaran. Men Gabrug memiliki loyang pemanggangan yang banyak, kok...