Menyapa Sore di Istana Taman Jepun

Menyapa Sore di Istana Taman Jepun

Kota Denpasar memilik obyek wisata rekreatif yang bisa menjadi pilihan wisatawan, yaitu Istana Taman Jepun Bali atau Bali Frangipani Palace. Pengunjung tak akan menyangka di tengah padatnya lalu lintas dan keriuhan ibu kota Provinsi Bali ini terselip tempat wisata yang mengundang decak kagum.

Istana Taman Jepun pada dasarnya tempat pelestarian plasma nutfah Indonesia, spesifiknya bunga jepun atau disebut juga kamboja, frangipani, dan plumeria. Pendirinya, Oka Dipa (51 tahun) mengatakan ada sekitar 400 varietas jepun ditanam di lokasi seluas 2,5 hektare (ha) ini.

"Sebanyak 140 varietas berasal dari Bali, sementara 260 varietas dari luar negeri, khususnya Hawaii dan Thailand," katanya.

Obyek pertama yang dijumpai setelah pintu masuk kawasan wisata ini adalah patung kepala Charles Plumier. Plumier seorang ahli botani dari Prancis yang menemukan genus Frangipani bernama Plumeria. Dia melakukan tiga ekspedisi botani ke Hindia Barat dan dinobatkan sebagai botanis oleh Raja Louis XIV.

Danau buatan cukup luas menyajikan pemandangan menyejukkan mata. Aneka jenis burung ditemukan di sini, khususnya angsa hitam, angsa putih, itik, dan berbagai jenis burung air.

Istana Taman Jepun dibuka mulai pukul 08.00 hingga 22.00 WITA. Wisatawan datang ke tempat ini dengan berbagai tujuan, mulai dari berkumpul atau gathering, mengadakan pertemuan kerja (meeting), pesta pernikahan (wedding), ulang tahun, atau berolahraga.

Sore hari adalah waktu favorit pengunjung. Sinar matahari tak lagi menyengat. Ada empat aktivitas olahraga bisa dilakukan di sini, yaitu yoga, panahan, sepak bola, dan gateball. Tempat ini memiliki lapangan gateball berstandar internasional.

Gateball adalah olah raga rekreasi yang dimainkan dua tim menggunakan tongkat pemukul khusus. Olah raga ini aslinya berasal dari Memuro, sebuah kota kecil di Hokkaido, Jepang dan sudah dikenal sejak 1947.

Wisatawan cukup membayar Rp 10 ribu untuk masuk ke destinasi wisata beralamat di Jalan Hayam Wuruk Nomor 104H ini. Mereka juga bisa memesan makanan dengan harga cukup miring di Restoran La Jepun. Riuhnya kehidupan khas perkotaan sejenak terlupakan ketika menyapa sore di sini.