Pie Pie Denpasar


Pie susu "booming" jadi oleh-oleh Denpasar, saat ini. Penganan ini berbentuk lingkaran pipih berdiameter tujuh sentimeter. Ada rasa manis susu di tengahnya, dengan kue berwarna kecoklata. Turis domestik ke Bali pemborong pertama sebagai buah tangan pulang. Tak peduli meski harus antri berjam-jam atau esok harinya. Ya, pie susu!

"Mau menunggu 10 menit lagi, ya, Bu? Pie susunya baru saja matang...”. Kalimat ini akan sering Anda dapatkan dari pegawai toko sekaligus tempat pembuatan pie susu “Asli Enaaak”, di Jalan Nangka, Kota Denpasar. Dan, satu lagi, Anda mungkin perlu rela antri beberapa menit untuk mendapatkan pie-pie susu “Asli Enaaak” ini. Apalagi memasuki musim liburan seperti akhir tahun, wah, perlu kesabaran tinggi untuk menanti giliran.

“Asli Enaaak” ini tak membuka cabang di mana pun. Merek pie susu ini merupakan pelopor di Jalan Nangka di tahun 1989, dan sekarang, menjadi salah satu ikon Kota Denpasar. Sekotak berisi 20 bungkus seharga Rp 50.000 Produksi per hari mampu mencapai 30.000 biji atau lebih jika memang benar-benar ramai pesanan.

Nah, kemunculannya pie susu ini berawal dari Tan Kien Toe atau Tantri. Awal beredarnya hanya di pasar tradisional atau warung-warung penganan. Harganya dijual waktu itu Rp 2.000. Laris manis!

Memasuki tahun 2007 hingga tahun 2018, sejumlah pengusaha pie terus bermunculan, di antaranya milik Meriany Tanuari dengan merek Spesial, dan Komang Sukadasna dengan merek Dhian. Kesemuanya hampir memiliki rasa dan bentuk yang sama. Mungkin saja, jika tanpa kemasan masing-masing, Anda bisa saja sulit membedakannya. Ya, pastikan saja Anda mau membeli oleh-oleh pie susu merek apa... Tinggal pilih...

Aneka rasa pun berkembang dari rasa original sampai beragam rasa buah-buahan. Seperti rasa, belasan merek berbeda pie susu terus beragam. Peluang kerja pun terbuka. Puluhan ribu keping pie susu beragam merek beredar setiap harinya dan menghidupi banyak orang lokal.

Simbol-simbol ke-Bali-Bali-an yang ada hampir disetiap bukus pie susu merek apa pun itu menarik. Misalnya, Barong, Jepun, Penjor, penari Bali, warna merah-kuning-poleng (hitam putih). Ketika dilihat, kotak kemasan itu membuat pembeli terbayang ini produk asal Bali. Ya, pas, ya...untuk buah tangan saudara, teman, kerabat, tetangga...

Kemasan yang menarik, inovasi rasa, tetap menajdi dukungan Pemerintah Kota Denpasar. Dan tentunya tetap menjaga rasa dan kebersihannya. Itu semua kuncinya agar oleh-oleh pie susu yang sudah menjadi ikon Denpasar ini bertahan.

Tapi, jangan salah sangka, pie susu menenggelamkan penganan tradisional. Penganan tradisional tetap ada di rak-rak toko oleh-oleh. Salak bali, kripiknya, kacang, yang pernah jadi primadona buah tangan dari Bali masih terjaga keberadaannya.

Ayo... nikmati pie susu oleh-oleh Kota Denpasar. Anda bisa meluncur ke pusatnya di Jalan Nangka atau pergi ke toko oleh-oleh. Temukan ragam rasa dan kotak-kotak buah tangan pas menjadi kenang-kenangan...

Komentar

Tambah Komentar
0 Comment

Sign In

;